Aku benar-benar tak mengerti lagi apa yang aku rasakan.
Aku tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.
Rasanya aku ingin benar-benar pergi menjauhi rasa ini.
Memfokuskan diri pada target-target tujuan di hidupku.
Aku nyerah.
Aku takut.
Aku tidak kuat.
Semua yang aku rasakan, yang aku lakukan, adalah kemunafikan terbesar dalam hidupku.
Maka dari itu...
Izinkan aku melangkah mundur, menjauhi perasan ini.
Kali ini mesti perlahan.
Benar-benar perlahan.
Tak pakai emosi.
Tak ada lagi yang namanya godaan.
Harus niatan hati.
Dengan tujuan untuk menta'ati perintah-Nya.
Kali ini aku mohon padamu hati, bantu aku untuk menyelesaikan tugas-tugasku sebelum nantinya aku menjadi sebaik-baiknya.... Ah, kau tau lah itu ..
Baiklah, aku meminta padamu, jagalah dirimu sendiri sama halnya ketika kau menjaga perasan kesetiaanmu.
Maka, jagalah hatimu untuk tetap lebih taat pada-Nya.
(Sungguh, hanya itu yang ku mau)
Kelak, akan ada seseorang pun yang akan menjaga kesetiaan hatinya untukmu pula. (Entah itu siapa, aku tak tau, mungkin orang lain diluar sana, bisa saja kan?)
Hey, tangisilah sepuas-puasnya.
Tangisilah kesalahan yang kau lakukan dengan perasaanmu yang salah.
Teriaklah sekencang-kencangnya.
Jika itu mampu melegakan hatimu dengan cara mengeluarkan air mata dan mensuarakan apa yang ada dihatimu.
Ingatlah, cukuplah nanti hanya pasangan (halal) mu yang kau cintai dan kau sayangi.
Bukan seseorang yang belum pasti, apalagi hanya memberi harapan lalu pergi...
(Kurasa tepatnya ini yang terjadi padaku hahaha)
*mencoba tertawa padahal hati menangis hiks hiks hiks
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar