Minggu, 12 November 2017

Maaf

Maaf ini tertahan diujung mulutku. Ingin ku keluarkan, ingin ku bebaskan, ingin ku sampaikan padamu, tapi sampai saat ini aku masih bingung, apa arti maafku ini kalau rasanya aku tak ada berbuat salah padamu. Manusia, kalo lupa itu hal yang normal. Tapi sungguh, memoriku tak menyimpan bukti bahwa aku tlah membuatmu hingga sedingin ini terhadapku. Salah kata enggak. Salah sikap jugak enggak. Trus apa yang jadi masalahnya?

Ku tanya padamu, kau hanya menjawab dingin tak ada masalah. Ku lihat sikapmu, kau 100 % berbohong dengan jawabanmu itu. Terlihat jelas dari sikapmu itu bahwa kau punya masalah denganku. Hey, kita sudah lama berteman. Bahkan kau pernah bilang bahwa kita 'sahabat'. Hhh, ini yang disebut sahabat? Ku rasa, sahabat yang benar benar kurasakan itu cuma ada diwaktu aku bersama-Nya.

Aku slalu berdoa. Dan terus berdoa. Semoga kita baik baik saja. Dan Allah merodhoi 'persahabatan' ini hingga ke jannah-Nya. Aamiin

~2 NH~

Rabu, 08 Maret 2017

Menunggu

Meski kau rasa "lelah" dan terlupa bahwa menunggu itu sesuatu yang amat belum pasti, tapi terkadang sedikit pun kau tak rasakan lelahnya. Kenapa?

Jawabannya hanya satu:
Karena "sayang"

Perkataan sayang sebenarnya jika kau gabungkan dengan setia, maka jadilah perkataan "menunggu". Tidak salah jika kau mau menunggu berapa lama cinta itu. Tapi hakikat yang sedang kau lalui adalah penderitaan. Bukan kau saja yang menanggungnya, tapi kau akan melibatkan orang sekeliling kau.

Umpama lirik lagu oasis,
"No, i won't be afraid
Oh, i won't be afraid
Just as long as you stand
Stand by me"

Maksudnya, selagi kau dapat "stalk" dia, kau masih mampu lagi menunggu hingga hayat kau. Tapi bila kau tak dapat lagi cari dia? Adakah kau masih "disitu" menunggu penuh harapan dan setia?

Apa kau rasa hidup ini lama?

Hanya karna sebuah cinta?

Berbalaskah pengorbanan yang kau lakukan itu?

Ku harap kau paham..
Penulisanku bukan untuk "dipahami"
Tapi untuk kau "berfikir"
Karna kau punya "akal"

Sudah pasti itu !

Selasa, 28 Februari 2017

Titip rindu

Hujan, tolong sampaikan rinduku kali ini. Alirkan persis dikaca jendela kamarnya dan lewat dingin yang terasa. Ku semogakan ia ingat padaku.

Pada jalan yang pernah ditapaki bersama.
Pada erat genggaman kedua tangan.
Pada tawa yang dicipta.
Pada tangisan yang jatuh.
Pada dua hati yang luluh.
Dan pada hujan malam-malam itu.

Barangkali ia lupa pada hal-hal yang tak mungkin ku lupa.
Barangkali aku tak memiliki arti yang terlalu penting baginya sepenting dirinya dihidupku.
Aku hanya figuran.

Mungkin aku hanya sekelebat memori yang tak ingin ia putar kembali rekamannya. Mungkin terlalu sakit baginya untuk sekedar menceritakanku kembali. Mungkin ia tak ingin menyapaku.

Kaku menjadikanya kelu.
Kelu menjadikannya bisu.

Ingin ku tuk sampaikan rindu lewat bibirku sendiri. Tapi aku terlalu takut diadili bertopeng. Maka biarlah ia kusapa lebih dulu. Lewat rindu yang kutitip padamu hujan 😃

Sosa, 23 februari 2017

17:22 

Hope !

Ada hal yang kalian tak dapat rasakan.
Sakit, sungguh sakit !
Janji yang sudah terlontar, dengan mudahnya kalian tarik kembali.
Jangan ganggu aku dulu ! 
Aku masih butuh sebuah ketenangan. Memenangkan hati yang sudah terlanjur berantakan. Bukan karena kalian ! Tapi karena aku terlalu mudah percaya akan sebuah perkataan.
Terimakasih untuk harapan kemarin 😃
Sakit ini akan menjadi pengingat bahwa kenyataan hari esok masih menjadi rahasia.

Note: jangan menggantungkan harapanmu padanya !

Sudah cukup !

Sabtu, 18 Februari 2017

Kata hati (setelah 11hari dikampung)

Dalam renungku, aku tak pernah berharap banyak hal, tak pernah pinta hanya jatuh pada ingin-inginku saja, sebab bayak hal yang tak bisa aku raih hanya dengan keinginan yang cuma bisa direncanakan oleh diri sendiri. (mungkin ini adalah kata yg murni keluar dari dalam hatiku yg paling dalem 😭)

Bukan aku putus asa, bukan aku tak percaya pada keajaiban, bukan itu, tidak sama sekali!!.. 

Tapi inilah diri, ada yang harus diutamakan 😃 yaitu kebutuhan.

Semua yang serba ada, dikata kebutuhan. Kebutuhan untuk diri sendiri, kebutuhan untuk orang tua, dan kebutuhan untuk masa depan.  

Jangan bilang aku adalah orang yang tak punya mimpi!!
Jika boleh jujur, ada banyak mimpi yang aku idam-idamkan, tapi yang paling utama bagiku saat ini adalah menjadi anak shalehah bagi kedua orangtua dan bidadari surga, semoga saja Allah ridha dengan semua itu, Aamiin 😖

Untuk mimpi-mimpi lain soal dunia, saat ini sudah kutepikan, semenjak aku tau bahwa lebih baik kulihat senyum orang tuaku sampai mereka bahagia, dibanding ku ikuti ego yang hanya akan membuat mereka menjadi letih di dunia.

Untuk mimpi itu Allah akan lebih paham dan tau apa yang aku dapatkan pada dunia, asal aku makin dekat dengan-Nya 😃 dan membuat orang tuaku bangga bukan di dunia saja tapi di akhirat kelak 😊😘 Aamiin ya rabbal 'alamin 💞 

Minggu, 29 Januari 2017

Sepatah nasehat saye

Kau punya cerita tentang hati kau untuk dibagi dengan orang lain. Tapi kini hati kau pun sudah terlalu lelah untuk bisa mengungkapkan rasa yang di rasa oleh diri sendiri kepada orang lain. Sebab kau cakap macam apapun, perihal hati kau ni, dia bilang mau dengar je, tapi tak terlalu pedulikan keluh kesah kau.
Bersyukurlah kau dapat orang yang mau simpatik terhadap kau.
Bersyukurlah kau punya seseorang yang mau nak bantu kesusahan kau.
Bersyukurlah sebab orang macam tu sulit didapat.
Kadang kawan pun yang kau cakap mereka terlalu baik, kadang bisa jadi tak terlalu peduli bagaimana kabarmu, bagaimana kondisi hati kau. Saat kau sakit rasanya hati kau tu, dia entah dimana.
Macam kau bertepuk sebelah tangan, kau selalu pedulikan dia, tapi dia ke kau tak nak macam tu. Sulitlah kau kan dapat kawan, atau seseorang yang akan mau pedulikan kau, yang akan selalu ada disaat kau susah, disaat kau butuh seseorang, sebab tu kadang kau berfikir nan sendiri je, biarlah kau bagi tau semua perihal diri kau ke Allah je.
Sebab senang, sedih, Allah lah yang ada. Bersyukurlah kau punya kawan yang kini ada bersama kau tu, susah senang dia ada buat kau, ku sarankan jangan sia-siakan!
Bagi yang bertepuk sebelah tangan, bagi yang menikmati kesendirian, maka jangan terlalu kau sedihkan, sebab Allah suatu saat kan kirimkan seseorang yang buat kau merasa nyaman. Entah tu kawan, pasangan, atau siapapun bagi kau kelak. Maka kini kau nikmati saja, sebab Allah takkan biarkan kau menderita sendirian. Jika kau masih menikmati kesendirian berarti Allah nak selalu berdoa dengan kau agar makin dekat dengan-Nya.
Selalu tersenyunlah! 
:")

Rabu, 25 Januari 2017

Sekedar intropeksi diri "Rezeki"

Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, rupanya dia menutup kekurangannya tanpa perlu berkeluh kesah..

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan, rupanya dia pandai menutup dukanya dengan bersyukur dan ridha..

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, rupanya dia begitu menikmati badai hujan dalam kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, rupanya dia berbahagia dengan apa yang dia ada..

Aku melihat hidup jiran tetanggaku sangat beruntung, ternyata dia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui.
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat Allah.
Bahwa di satu sudut dunia lain masih ada yang belum beruntung memiliki apa yang aku ada saat ini..
Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allah tak pernah mengurangi ketetapan-Nya..

Hanya akulah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan Ilahi.
Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain.

Mungkin aku tak tau dimana rezeki ku.
Tapi rezeki ku tau dimana aku berada.

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku.
Allah menjamin rezeki ku, sejak aku dalam kandungan ibuku lagi.
Amatlah keliru bila bertawakal rezeki dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bahagia adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..

Melalaikan kebenaran dan gelisah dengan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda.
Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan di tinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya.

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya.

Ikhtiar itu perbuatan. 
Rezeki itu kejutan.

Dan yang tidak boleh dilupakan, setiap hakikat rezeki akan ditanya kelak, 
"Dari mana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai" bukan "hak milik".

Halalnya di hisab.
Haramnya di azab.

Maka, aku tak boleh merasa iri pada rezeki orang lain.

Alhamdulillah dengan apa yang aku ada
Terima kasih Tuhan walaupun kadangkala aku persoalkan ketentuan-Mu 😫

Allahu 😊

Bagaimana?

Bagaimana perasaan kita saat kita tau bahwa orang yang kita kira tidak peduli sama sekali kepada kita adalah orang yang paling sering menyebut nama kita di dalam doanya?..

Bagaimana perasaan kita saat kita tau orang yang menulis begitu dalam dan indahnya, dan kita kira itu untuk orang lain, ternyata untuk kita?..

Bagaimana perasaan kita saat kita tau orang yang sering bersikap dingin kepada kita adalah orang yang paling dalam memendam rasa kepada kita?..

Bagaimana perasan kita saat kita tau orang yang paling kita benci adalah orang yang paling sabar menghadapi kita?..

Bagimana perasaan kita saat kita menyuruh seseorang pergi adalah orang yang paling takut kehilangan kita?..

Bagaimana??..
Hargailah, setiap orang yang hadir dalam hidup kita 😊
Pliss
...

Hai, apa kabar ?

Pada suatu masa
Masa yang sangat sulit untukku
Masa dimana aku pernah kecewa
Aku pernah terluka
Aku pernah bersedih
Aku pernah menangis
Yah, kenapa aku tak sanggup membendung perasaan ini agar tetap tersimpan rapi didalam hati???

Ah, karena kesalahanku sendiri yang masih selalu berharap kepada dirimu
Karena kebodohan ku sendiri yang mudah sekali tertipu dengan janji manismu, dengan sejuta syair indahmu. Hahaha

Harusnya aku tau
Ya, memang sebenarnya aku sudah tau bahwa ini dilarang dalam Islam.
Walaupun tak ada kata "pacaran" tapi ini sungguh sudah sangat memalukan
Ini memang bukanlah "pacaran"
Dan ku akui, aku pun tak pernah mengenal apa itu pacaran. Hingga saat ini.

Tapi, apa salah jika aku terlalu mengagumimu???

Huh, aku telah berusaha pergi dari kehidupanmu
Aku telah berusaha lari dari pandanganmu
Karena biarlah takdir-Nya yang akan mempertemukan kita kembali :)

Hari demi hari, aku coba melupakanmu
Mengubur segala perasaan
Aku mencoba mengikhlaskanmu
Mengubur luka dalam-dalam
Karena kisah ini, membuatku sadar akan cinta yang sesungguhnya seperti apa
Karena luka ini, membuatku menjadi pribadi yang kuat dan tegar
Karena masa ini, membuatku menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih mendekatkan diri ini kepada-Nya

Ah, sebenarnya aku sudah lelah dengan cerita ini !
Hari demi hari aku telah lupa akan cerita ini
Aku telah kubur masa-masa ini
Aku bahagia dengan masa sekarang ini :)
Masa dimana sekarang aku lebih dekat dengan Sang Pemilik Hati :)
Masa dimana hatiku hanya ada Sang Pemilik Hati :)

Tapi, sungguh, aku bahagia karena telah mengatakan bahwa aku sangat mengagumimu, tidak ada kata penyesalan ku terhadap itu.

Hai, orang yang ku kagumi :)
Apa kabar?? 

Sudah tidak lagi !!

Aku lebih baik tak usah mengenal siapa dirimu.
Mengikuti alur ceritamu.
Mengetahui namamu.
Atas semua yang ada pada dirimu.
Itu tak perlu hadir di dalam kehidupan ku.

Aku pikir, usai sampai disini !
Cerita untuk terus bermimpi tentang kita yang suatu hari dapat menjadi satu.
Aku ingin menghentikan segalanya yang kini menyadarkanku.
Dimanakah aku harus berhenti?
Tolong jelaskan padaku !
Ah, aku yakin kau pun tak tau, sama bingungnya denganku.
Percuma !
Lebih baik ini memang harus berhenti !
Titik !

Meskipun aku pernah berjanji pada diriku sendiri.
Untuk bersabar menantikan dirimu.
Hingga kau berpaling padaku dan memberikan sedikit harapan untuk memasuki duniamu lebih jauh lagi.
Tetapi, kejenuhan mulai menggerogoti hatiku.
Hahaha, aku pun sekarang sedang tertawa.
Sama halnya denganmu, yang sedang menertawakan ku juga.
Mungkin aku akan mengulangi kata itu lagi, dalam tulisan yang sebelumnya pernah aku tulis tentangmu, "bodohnya aku".
Yah, bodohnya aku yang terus berharap darimu.
Padahal aku tau, padahal aku sadar, hanya kepada Allah lah manusia pantas berharap, tiada yang lain selain Dia.
(Ah, durhaka nya aku pada-Mu Rabb :'(

Apa ini sudah berakhir?
Ternyata belum !
Seolah-olah rasa putus asa hadir untuk menyerang seluruh mimpi indah ku.
Yang tadinya aku begitu mengagumi, begitu memuji segala aspek yang ada pada dirimu.
Namun, semua pujian itu kini menghilang dari diriku kepada mu.

Entah, karena aku menyukaimu alasanku seperti apa?
Andaikan, jika menjatuhkan rasa ini dan kadar keimananku kepada Sang Ilahi bertambah?
Mana mungkin aku akan menyebut rasa ini ada karena Allah..??
Tetapi, lantas aku tak merasakan hal itu.
Justru rasa sakit hati yang slalu kurasakan !

Oh iya, mungkin impian itu terenggut oleh waktu yang kini menjadi sebatas teka-teki paling sulit terpecahkan oleh diriku sendiri.
Yang tak dapat ku temukan apa jawabannya.
Air mata saja pun tak dapat membohongi betapa perihnya menghadapi penantian dibalik kisah yang paling membingungkan ini, bagiku.

Aku benar-benar ingin kisah ini berakhir.
Meskipun aku pernah berlari dan mencoba menghilang dari duniamu.
Namun, kau justru kembali entah apa maksudmu.
Walaupun, pada saat itu, suara hatiku menjerit-jerit enggan melepaskan dirimu.

Kini aku akan mencobanya, dengan cara yang sama.
Yah, akan aku coba, pasti !
Tapi semoga kepergianku ini justru meninggalkan makna diantara kita berdua.
Sebelum semuanya berujung pada rasa kekecewaan, lebih baik aku menyerah.
Karena aku mengerti kini saat yang tepat untuk berhenti.

Mungkin aku masih ingin tinggal menunggumu ?
Mungkin itu tak lagi berlaku untuk selamanya . . . !
Selamanya ?
Entahlah, kita lihat saja bagaimana cerita selanjutnya yang akan Allah hadirkan . .

Yang ini kau harus tau !

Mungkin engkau baru benar-benar mengenal seseorang, apabila engkau mampu menyadari kecantikan dalam kesedihannya, merasa keindahan dalam keterbatasannya.

Sebab tak perlu kata tuk mengungkapkan semua, terkadang apa yang ada di dalam hati lebih terang terlihat ketimbang lisan-lisan yang terbatas arti dan makna bahasa.

Tatapan mata bisa menggantikan penjelasan, bila engkau melakukan tanpa harus menunggu tanda demi tanda.

Namun, kenal saja percuma, mengerti saja tidak berguna, sayang semata jugak tak ada nilainya. Bila yang engkau tawarkan adalah ketaatan yang menyelamatkan.

Sebab cinta datangnya dari Allah, hingga banyak bicara tanpa panduan Allah.
Sebab cinta yang paling baik, adalah cinta yang dijaminkan pada Penciptanya.

Daaah selesai ^_^
Tengkyu

Dua-kosong

Aku benar-benar tak mengerti lagi apa yang aku rasakan.
Aku tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.

Rasanya aku ingin benar-benar pergi menjauhi rasa ini.
Memfokuskan diri pada target-target tujuan di hidupku.
Aku nyerah.
Aku takut.
Aku tidak kuat.

Semua yang aku rasakan, yang aku lakukan, adalah kemunafikan terbesar dalam hidupku.
Maka dari itu...
Izinkan aku melangkah mundur, menjauhi perasan ini.

Kali ini mesti perlahan.
Benar-benar perlahan.
Tak pakai emosi.
Tak ada lagi yang namanya godaan.
Harus niatan hati.
Dengan tujuan untuk menta'ati perintah-Nya.

Kali ini aku mohon padamu hati, bantu aku untuk menyelesaikan tugas-tugasku sebelum nantinya aku menjadi sebaik-baiknya.... Ah, kau tau lah itu ..

Baiklah, aku meminta padamu, jagalah dirimu sendiri sama halnya ketika kau menjaga perasan kesetiaanmu.
Maka, jagalah hatimu untuk tetap lebih taat pada-Nya.
(Sungguh, hanya itu yang ku mau)

Kelak, akan ada seseorang pun yang akan menjaga kesetiaan hatinya untukmu pula. (Entah itu siapa, aku tak tau, mungkin orang lain diluar sana, bisa saja kan?)

Hey, tangisilah sepuas-puasnya.
Tangisilah kesalahan yang kau lakukan dengan perasaanmu yang salah.
Teriaklah sekencang-kencangnya.
Jika itu mampu melegakan hatimu dengan cara mengeluarkan air mata dan mensuarakan apa yang ada dihatimu.

Ingatlah, cukuplah nanti hanya pasangan (halal) mu yang kau cintai dan kau  sayangi.
Bukan seseorang yang belum pasti, apalagi hanya memberi harapan lalu pergi...
(Kurasa tepatnya ini yang terjadi padaku hahaha)
*mencoba tertawa padahal hati menangis hiks hiks hiks

...

Yang terakhir

Ketika aku memutuskan untuk menjauh darimu.
Maka ingatlah pesan yang suatu hari nanti kau akan membacanya.
Walaupun engkau bukan orang yang pertama.
Tetapi aku memilih cara ini agar aku tak begitu terluka saat harus menghadapi perjalanan hidupku tanpa namamu lagi.

Melihatmu tersenyum entah itu untuk siapa.
Mungkin kau telah menjatuhkan hatimu pada seseorang di luar sana.
Iya kan ?
Ah, ya sudahlah, lupakan saja :)
(Padahal dalam hati menangis)

Iya, ini adalah keinginanku setelah aku tertipu dengan impian.
Untuk bertahan tanpa harapan yang pasti dari dirimu.
Aku baru menyadari, betapa bodohnya diriku ini.
Selalu menunggu seseorang yang takkan pernah peka
Atas perasaan yang slama ini terpendam di dalam hatiku.
(Rasanya entah sudah berapa kali aku menuliskan ini, betapa bodohnya diriku. Hahaha)

Jujur, ini menyiksa.
Bahkan rasa sakitnya melebihi dari sekedar patah hati.

Aku kira ini sudah cukup.
Untuk larut dalam mimpi yang masih abu-abu.
Aku hanya perlu melakukan satu pilihan terakhir.
Agar rasa sakit ini segera pulih dari kehidupanku.

Yaitu, melepaskan dirimu..
Yaaa, walaupun aku akan merasakan
Apa itu kehilangan . . .
(Menangis dalam hati. Lagi.)

....

Kamis, 12 Januari 2017

Ketika SELAMANYA menjadi SEMENTARA

Dari teduh berganti jenuh.
Aku termakan manisnya kata, sampai lupa makna dibaliknya.

S E L A M A N Y A

Mana mungkin aku lupa dengan janji yang terasa pasti.
Ternyata, janji yang kau suapkan hanya umpan untuk menyenangkan hati (hohoho)
Apa namanya 'janji' jika kau tak mampu menepatinya?
Apa namanya 'kita' jika ujungnya hanya aku yang berjuang?
Makanlah kata selamanya itu !
Dan terima kasih karena sudah menyadarkan betapa bodohnya aku yang mempercayai dirimu. (Hahahaha)

Silahkan tertawa !
Setidaknya kini aku sudah sadar dan tidak lagi terbang dengan janji untuk bersama.

Silahkan mengadu pada perempuan-perempuan itu !
Tunggulah waktu karma menghampiri kau nanti !
(Oh jahatnya aku, tolong kau maapkan aku)

SELAMANYA, hanya kata; tidak bekerja pada makna sebenarnya.

Dalam hubungan apapun, 'selamanya' berarti 'sekuatnya'.

Ya, sekuat apa kita bertahan.
Sekuat apa kita mengiyakan kepura-puraan, bahwa cara menyayangi seseorang sudah tidak seiring sejalan lagi.
Dan, sekuat apa kita saling menjaga percaya bukan menjaga janji untuk menyenangkan hati.

Aku pernah berharap kita menjadi 'selamanya'.
Hakikatnya, kita sekadar 'sementara'.
(Hahaha kurasa aku sudah setres)

Untuk si penghuni hati yang masih rahasianya Tuhan,
Janganlah memastikan kita akan selalu bersama, pastikan saja hati kita masih dipenuhi rasa percaya.
Hati lebih mengerti cara menggandakan bahagia.
Kita cukup menjalani tanpa terlalu banyak berandai-andai.
Aku tidak ingin selamanya percaya dengan kata-katanya, lebih baik memformulakan maknanya.
(Ah, capek !)

Over? Not yet !
.

Sudah move on atau belum?

Tersesat itu tidak pernah menyenangkan, bahkan dalam cinta sekalipun.
Sudah move on atau belom?
Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untuk kita. (Mengaku dalam diam hahaha)
Tapi mungkin juga sebenarnya, kita hanya harus belajar tersenyum (heemmm) dan ketawa (hahaha) seperti biasa.
Hanya saja, kali ini "tanpa" dia, dan bukan lagi "karena" dia. Kali ini bener-bener karena kita sendiri dan karena tidak bahagia menjadi siapa pun kita, bersama siapa pun kita, bersama siapa pun yang memang untuk kita nanti.
Karena pada akhirnya, mau atau tidak, kita akan sadar bahwa itu memang bukan untuk kita, mau dipikirkan dan diusahakan sekuat mana pun juga, tetapi tidak akan menjadi milik kita. (Hiks hiks hiks)
Mungkin, setelah kita sadar tentang hal itu, baru bisa melepaskan? Ya? (Ketauan deh)
Dan pada akhirnya juga, perlahan-lahan kita akan lupa dan ingatan tentang dia akan pudar. Perlahan-lahan, kita akan mengingatnya hanya terkadang saja. Itu pun kebetulan ketika kita melihat gambar atau ada yang menanyakannya. Tapi perlahan-lahan. Yang banyak orang tidak paham adalah "perlahan-lahan" nya itu. (Huh, susah kalo gini ceritanya)
Well, pada saat ini nanti, jangan sering menoleh kebelakang. Terus saja berjalan. Terus saja. Pada akhirnya nanti, kita akan sampai pada satu titik yang membuat kita rasa tenang. Titik dimana ketika kita menoleh kebelakang, semuanya sudah tidak sama lagi. So pasti, kita rindu saat-saat itu. Tapi kita tidak ingin kembali lagi ke saat itu. (Loh, cemana pulak ini, ora ngerti saye hahaha)
Baiklah, saya ulangi lagi,
"Kita rindu saat-saat itu, tapi tidak ingin kembali lagi ke saat itu". Hanya rindu, hanya kenangan. Bukan untuk dilupakan atau dihilangkan, tapi bukan juga untuk menetap disana. (Oke fix kan, kalo gak ngerti gausah heboh hihihihi)
Just keep moving ;)
Jangan lupa, 'hati' kita yang harus dijaga, bukan 'luka' nya.
Jangan lupa, 'bahagia' kita yang harus dijaga, bukan 'derita' nya.
Jadi, terus saja berjalan. Kalau tidak, kita akan ketinggalan. (Eh apasih, eh tapi bener juga kaaan hehehehe)

Percayalah !
Bahagia selalu menemukan jalan untuk tetap sampai ke tempatnya. Dari arah mana saja, ke arah mana saja.
Teruskanlah langkah kaki itu. Teruskan berjalan mencipta bahagia kita.
Lepaskan segala "kesedihan" pada masa lalu.
Kita masih punya waktu.
Kita selalu punya kesempatan.

Maybe there's nothing wrong, maybe you just have to move on ;) :)
(Kata terakhir itu apa maksudnya yaa? ngerti pun enggak aku hahahaha)

Sekian, tengkyu :D

Bimbangku

Keheningan seakan memiliki jantung

Denyutnya terasa satu-satu,
Membawa apa yang tak terucap

Sejenak berayun di udara,
Lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir,
Sampai akhirnya berlabuh dihati ~
...

Rabu, 11 Januari 2017

Gersang yang tentram

Ya, inilah
Gumuruh rindu bersemayam
Pada persembahan yang menghujam

Dia...

Dia bercakap dengan ketulusan
Air mata menetes di pipinya
Sembari tangan di kepalanya
Risau hati mengenangnya
Saat bulan menyinari gulita
Larut pun telah tiba
Dipertengahan ia terjaga
Dan tangan diangkat olehnya

Lalu, apa yang dialaminya?
Dan, mengapa mengabur dimata?

Ketika memberi alasan untuk siapa bertahan?

Kalimat tanya aku ingin bertanya, bolehkah?

Dari hingar bingar pikukan dunia
Mencoba pasrahkan diri
Ikhlas semua yang terjadi
Menanti sejuknya pagi
Basahi dedaunan yang kering

Semoga Allah berikan jawab
Terjalin sunnah Nabi
Dalam ikatan suami dan istri

Jiwaku menghening
Kubisikan tasbih jiwa pada angin semesta

Dan, ku sebut ini kisah yang luar biasa
Awal dari babak dan cerita yang istimewa
Kisah ini bertemu nyata dan membuat iri para manusia

Kekasih, percayalah
...

Maka, Tuhan merestui

Musim kali ini mengingatkanku betapa kita saling mencintai satu sama lain
Januari minggu kedua di tahun 2017 ini sungguh sangat menyakitkan,
Laut dan danau mengering,
Daun-daun gugur menjelma tanah purba,
Dan kau datang sebagai penghujan.
Kita selalu suka bertahan dalam keheningan
Tapi, sebuah permohonan tak harus terdengar sayang
Kita akan disatukan
Hingga ke langit
Tetaplah setia untukku
Wahai sahabat
Dunia akhirat ku
...

Ruang dengan Tuhan

Perjalanan itu kunamakan Hijrah

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih memperjuangkan hafalan yang sedikit demi sedikit menghilang

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih menjadikan dunia sebagai tujuan

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih mengumbar aurat, dan foto di media sosial

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih enggan mengingat-Mu disetiap kehidupan

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih galau hanya karena perihal perasaan pada manusia

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih memiliki rasa malu yang sama sekali tidak ada

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih menjadi orang yang tidak taat atas apa-apa yang KAU perintah

Maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih berupaya menjadi ratu di sosial media tanpa takut dosa

Dan lagi, maaf Tuhan, sampai hari ini aku masih egois dengan perasaan

Sungguh, ini sangat menusuk..

Apa kabar cinta?

Semoga kau sedang sama rindunya
Selepas senja yang meninggalkanku sendirian
Aku menggigil terjamah hujan
Begitu rupanya rindu sendirian
Rindu yang sepihak
Rindu yang didiamkan oleh tuan
Selembar perih yang menagih tangis, memilu di peraduan sakit
Sakit!
Ah, rindu ini memang terasing, tak dikenal pemiliknya
Rapuh, patah berkali-kali

Setidaknya, aku pernah mencintai setulus itu :)

Apa kabar cinta?
Hehehe

Senja yang lupa ku tulis

Cinta itu membebaskan, katanya
Kamu ingat apa yang kamu katakan padaku?
Kamu bilang nanti kamu akan bangunkan sebuah rumah di pegunungan untukku
Kita akan berlomba mendaki gunung dan menikmati matahari tenggelam di sana
Lalu kita mati dan dikubur dipadang ilalang
Kemudian dunia melupakan kita, tapi kita saling memiliki
Kenangan itu.
Milikmu.
Milik kita.
Pergilah sejauh mana kau mau
Jika kau rindu, aku ada dalam kata "selamat tinggal".

Katamu "lepas"
Kataku "pergilah"

Jika masih, sampai bertemu pada pertemuan kedua.

Melepaskan!

Aku sudah memutuskan untuk benar-benar melepaskan. Ah, bukan saja melepaskan. Bahkan aku telah membabat habis setiap rindu yang berusaha tumbuh, menyudahi ceracauan-ceracauan pada bulan dan angin, menutup semua cerita tentang kamu, memutuskan untuk tidak lagi menuliskan apapun huruf tentang kamu. Cerita-cerita kita yang kadang menyenangkan serta kadang menyakitkan itu membuatku banyak belajar hakikat cinta dan memiliki. Hakikat cinta adalah milik-Nya. Aku memilih mendekatkan pada-Nya. Melupakanmu. Benar, tak ada satu pun yang bisa melepaskan kecenderungan hati akan sesuatu selain membuat kecenderungan yang lain. (Ngomong apa sih hayati???)
Baiklah, intinya, aku memilih untuk mencenderungkan hatiku pada-Mu ya Rabb

Senin, 09 Januari 2017

Ada Makna Dibalik Tulisan Ini :)

Aku tak abis pikir
Nafasku ingin berhenti saat itu juga
Goncangan itu muncul lagi
Gugup itu terasa kembali
Anganku telah membuyar
Pernyataanmu membuat aku merasa tak percaya
Rasamu dan rasaku ternyata sama
Anggaplah kau tak pernah mengenalku
Setelah apa yang telah kau rasakan
Engkau mungkin sedang setres
Tapi kau mengatakan "aku sedang waras"
Yah, kau menunggu jawaban
Aku terdiam membisu

Berhentilah, kumohon!!!

Aku tak abis pikir
Nafasku ingin berhenti saat itu juga
Goncangan itu muncul lagi
Gugup itu terasa kembali
Anganku telah membuyar
Pernyataanmu membuat aku merasa tak percaya
Rasamu dan rasaku ternyata sama
Anggaplah kau tak pernah mengenalku
Setelah apa yang telah kau rasakan
Engkau mungkin sedang setres
Tapi kau mengatakan "aku sedang waras"
Yah, kau menunggu jawaban
Aku terdiam membisu

Cinta Rahasia

Tanyakanlah banyak hal padaku
Misalnya bagaimana matahari berwarna gading
Atau bagaimana mimpi hadir dalam kepala
Tapi jangan tanyakan padaku
Bagaimana aku mencintaimu
Sebab aku melihatmu dengan cara "rahasia"
Dengan cara-cara mencintai yang tak terpahami oleh siapa saja
Terima kasih telah membuatku mengerti apa itu cinta :)

Ai lop yu ^_^