Senin, 08 Agustus 2016

Saat Hati Sudah Terpanah

Jika cinta dipaksa untuk melihat untung dan rugi, maka betapa banyak para pecinta yang merasakan kerugian yang dideritanya. Derai air mata, kantuk yang tertunda, waktu yang terbuang hanya membayangkan wajahnya, jiwa yang nelangsa, badan yang tersiksa, demam karena asmara, ribuan kata-kata yang bisa berterbangan diangkasa yang mendatangkan angan-angan, semua itu tidak pernah dinilai dengan sebuah pengorbanan. Bagiku, pengorbanan adalah hal yang kecil. Jika rasa cinta sudah mengembang dalam dada, aku tidak akan meneteskan air mata, melainkan darah dari jantung dia menderita. Dan, bagiku, tidak ada kata yang paling indah selain kata yang keluar dari hati, kemudian terpancar melalui mata. Bahasa mata bagiku merupakan sinar matahari yang menerangi dunia, hangat dan hidup. Aku sudah terpanah dengan gelak cinta yang sudah mengunci hati. Setiap hari yang ada hanyalah engkau. Dikampus, di luar kampus, di kamar, bahkan dijalan, aku selalu terbayang oleh wajahmu ketika sedang tersenyum kepadaku. Uraian kata-kata kejujuran hati ini aku curahkan lewat buku harianku. Nanti akan menjadi saksi bahwa inilah rasa cintaku yang sungguh dalam. Terkadang aku bertanya kepada diriku sendiri... Apakah kau juga sama dengan apa yang aku rasakan? Apakah pikiranmu juga selalu tertuju padaku? Wallahu a'lam.
Hanya Allah yang tau. Cuma Dialah satu-satunya yang tau. Aku hanya bisa berdo'a semoga jodohku adalah yang dapat membawa hidupku lebih mengingat lagi akan besarnya cinta-Nya dan semoga itu adalah kamu, jodohku di dunia ini sampai di akhirat nanti.. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar