Kamis, 02 Juni 2016

Ikhlas, syukur, kajaiban

Ikhlas. Sesuatu yang sebenarnya sudah mutlak ada dalam diri kita. Hanya saja bagaimana cara membangunkannya, agar teraplikasi dalam kehidupan kita. Yang sekarang belum bisa atau sulit untuk melakukan sesuatu dengan berlandaskan ikhlas, mungkin saat ini ikhlas itu masih tertidur dialam bawah sadar anda. Dia masih nyenyak dalam keheningan malam, masih terpukau dengan mimpi-mimpi indah yang ujung-ujungnya banyak menggalaukan setiap insan. Dia tidak lah akan bangkit jikalau iman tak menyertai jiwa dan raga ini. Dia datang pada jiwa-jiwa yang bersih. Pada roh-roh yang selalu mengharapkan ridho-Nya. Seharusnya kau sadar wahai jiwa yang selalu tidur. Lihatlah disekelilingmu! Betapa banyak kebaikan yang bertebaran di sekitarmu. Hanya saja, kebaikan itu dapat dilihat, dapat dirasakan, dan dapat dikenali oleh hati yang sengaja memper-hati-kannya. Nyalakanlah mesin kesadaran itu, teman!
Ciptakanlah sebuah bengkel dihatimu agar setiap kau rasa hatimu telah rusak, telah ada kesalah teknisan didalamnya, maka kau dapat memperbaikinya didalam dirimu sendiri, yaitu dibengkel hatimu.
Larry Dossey pernah mengatakan bahwa "Doa adalah pengingat akan sifat manusia yang luar biasa, bahwa ada bagian diri kita yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keyakinan bahwa kita selalu berada dalam lindungan-Nya". Jadi, kita jangan terlalu sombong kepada Allah. Merasa diri lah yang paling hebat, paling kuat, dan paling bisa, sehingga enggan untuk meminta kepada Allah, sulit untuk berdoa kepada-Nya. Hey, kamu! Hey, diri ini! Sadarlah, kita itu tidak berdaya kecuali dengan kekuatan dari Allah. Coba lah kita renungkan bersama-sama!! Apakah kita pernah bersyukur kepada Allah atas apa yang telah DIA berikan selama ini?? Sudah berapa umur yang telah kau jalani? Adakah kau memikiran darimana nikmat umur itu datang? Dari mana nikmat sehat itu hadir?
Albert Einstein juga pernah mengatakan bahwa "Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama, menganggap bahwa tidak ada satu pun kejadian yang ajaib. Kedua, menganggap bahwa semua yang terjadi adalah keajaiban."
Mengenai masalah keajaiban, kita tidak perlu mencarinya kawan!. Simple saja. Apa kau tau?? Setiap saat keajaiban itu  memancar seperti siaran di radio kita. Kau hanya perlu menaikkan antenanya, keraskan suaranya... dan jreng!... keajaiban akan datang..!

Rabu, 01 Juni 2016

Sepucuk Surat Untuk Ayah

Saatku lahir kedunia ini,
Berjuta-juta kebahagiaan yang kau rasakan.
Saat itu aku memang masih kecil, masih bayi
Tapi aku telah mampu merasakan kebahagiaan yang kau rasakan.
Ayah,
Adalah panggilan khususku untuk mu.
Kenapa aku tak memanggilmu Papa?
Karena panggilan itu kurang akrab bagiku.
Kenapa aku tak memanggilmu Bapak?
Karena bagiku gurulah yang kusebut bapak.
Memang kau juga guru bagiku,
Guru abadi dihatiku yang mengajarkan aku agar slalu menutup aurat,
Menjadi anak shalehah yang kau inginkan.
Kenapa pula aku tak memanggilmu Abi?
Yah, karena kita bukan dari keluarga bangsa Arab 😁.
Ayah,
Dulu kau lah yang banyak mengajarkan aku berbagai macam hal yang tak ku ketahui sebelumnya.
Banyak hal baru yang telah kau perkenalkan padaku.
Begitu juga dengan jilbab ini.
Jilbab yang sekarang kukenakan adalah berkat dari ajaranmu,  Ayah.
Dulu aku heran denganmu,
Setiap hari kau slalu memberikan penjelasan bagaimana caranya agar aku mau mengikuti aturanmu untuk menutup aurat.
Waktu itu aku tak aku tak mengerti apa maksud dari semua itu!!??
Toh banyak dari kawan-kawanku yang tak memakai jilbab.
Kenapa aku dianjurkan??
Saat itu aku merasa dihimpit,
Tak bisa bertingkah sesuai yang kumau,
Semua ada aturannya,
Semua ada batasannya,
Semua ada hukumnya,
Gak boleh ini, gak boleh itu.
Gak boleh pakai yang ini, gak boleh pakai yang itu.
Gak boleh kesana, gak boleh kesini.
Ah, semua itu membuatku terkekang.
Tapi kini aku sadar, Ayah
Sekarang anakmu ini sudah mulai mengerti.
Aku sudah paham dengan maksudmu itu.
Kini aku menyesal ayah,
Karena dulu aku pernah kesal kepadamu,
Saat kau tak bosan-bosannya menasehatiku untuk tetap mempertahankan jibab ini.
Aku sering marah padamu 😔
Aku sering mengejekmu dari belakang 😥
Bahkan aku pernah mendoakan yang tidak baik untukmu 😭
Ya Allah, betapa bodohnya aku 😥😭😢
Betapa durhakanya aku padamu, Ayah 😥😭😭
Ayah, maafkan aku yang tak bisa menjadi anak shalehah yang kau inginkan.
Maafkan aku yang sering sekali melanggar apa yang kau katakan.
Sekarang aku sadar bahwa apa yang kau katakan semua itu adalah yang terbaik untuk ku,
Untuk masa depanku,
Untuk bekal ku diakhirat nanti,
Juga untuk menolong kalian dari azab Allah.
Andai waktu itu bisa ku beli,
Akan ku putar masa kecilku dulu,
Akan kuperbaiki semua kesalahan yang pernah kulakukan.
Tapi...
Semua itu tak akan mungkin.
Aku hanya bisa merelakan masa lalu.
Yang sekarang harus kulakukan adalah bagaimana aku harus bisa menghapus dan menggantikan segala kesalahanku padamu agar menjadi berkah dikehidupanku mendatang...

Ayah,
Terima kasih atas segala ajaran-ajaranmu Ayah
Tak ku percaya kau melakukan semua itu hanya untuk kebaikan ku 😥😘😘

Smoga kau sehat selalu..
Begitu pula dengan Mama 😘😘
Aamiin... 🙏