Hari ini tepat tanggal kelahirannya, 12 Desember 2017. Mau bilang apa ya cocoknya? Heppi besdey lah pokoknya. Semoga semoganya ku selipkan dido'aku khusus untuknya, Mr. G, teman sekelasku dikampus 😊
Ada satu hal yang unik dari hari kelahirannya. Karna hari ini juga ayahku bertambah usia. Tanggal lahir dan bulan lahir mereka sama. Kok bisa? I don't know.
Dah, lupakan aja!
Sebenernya inti dari tulisan ini, cuma mau ngucapin selamat ulang tahun aja, dan ada satu lagi, kata-kata yang mungkin buat dia muak bacanya, lebih baik gak usah dibaca, tapi thanks kalo udah nyempetin buat baca sebentar. Dibawah ada kata-kata menjijikkan yang kubuat sendiri. Klo emang niat mau baca, saranku, siapkan dulu plastik atau ember buat nampung muntahnya, karna dipastikan kata-katanya bikin mual 100% 😁
Jangan salahkan kata-katanya. Tapi salahkan si pembuatnya, karna gak ahli dalam menulis 😁✌
This is for u
👇👇
Aku akan mengenang saat-saat itu.
Waktu aku kerap mencari alasan-alasan kecil untuk sekedar mencipta kesempatan berjumpa.
Bukan untuk menatap.
Apalagi saling menyapa lalu tersipu.
Karna bagiku, mengetahui bahwa kau baik-baik saja sudah lebih dari cukup.
Apalagi mengetahui bahwa kita dekat, rasanya seperti menyicip secuil surga.
Aku akan mengenang saat-saat itu.
Ketika aksara mampu meski malu-malu berbicara lebih jujur dari apapun.
Dengan canda-canda ringan yang kadang jadi absur karna kebablasan.
Dengan bumbu metafora yang barang kali kita juga tak mengerti.
Tapi bukankah bagi kita pengertian itu sudah ada, bahkan sebelum terucap kata?
Kenanglah saat-saat itu.
Tidakkah kau merasa kita begitu dimanja takdir?
Berjumpa. Tertawa. Bersedih.
Lalu, barangkali tanpa sadar kita saling merindu.
Dan kini, aku juga mesti menerima sebuah kenyataan yang tersaji dihadapan.
Yaitu keterpisahan itu telah jadi niscaya
Mempertanyakan 'mengapa harus ada perjumpaan bila berujung perpisahan' adalah sebuah kepengecutan.
Dan cinta, juga kebahagiaan yang menyertainya, bukan milik para pengecut.
Ia adalah hadiah untuk orang-orang yang berani.
Berani berjuang.
Berani berdo'a.
Dan tentu berani menanti tanpa harus merasa tersakiti.
Karna senyawa cinta selalu butuh waktu untuk bisa bereaksi.
Surga itu ada dibawah naungan pedang, kata seorang sahabat.
Tiada kebahagiaan tanpa keberanian.
Dan keberanian cuma dipunya sebagian orang.
Aku, dirimu, termasuk sebagian yang mana?
Demi detik-detik kehidupan yang habis untuk memikirkanmu.
Bila kita merasa takdir tak lagi memanjakan kita.
Bila keterpisahan ini bukan lagi tipu daya.
Buatku, rasa itu akan tetap ada.
Membersamai tiap-tiap asa yang coba dicipta tanpa harus lupa bahwa "doa punya daya untuk menganulir takdir".
Dirimu.
Semoga.
Selalu.
Detik ini dan selamanya.
Jadi bintang yang menggantung di langit rindu.
Hai orang yang ku kagumi, apa kabar?
Apa kita berteman selamanya?
Kurasa iya, karna itu lebih baik 😊
Untukmu.
Sekian
Maaf ngepostnya telat, laudendang sinyal buruk!! 😤😤